Bermula dari acara jalan-jalan ke toko buku bareng abiku, nggak sengaja kami liat buku ketrampilan tentang “ Kreasi Apik dari Kain Flanel”. Setelah kami baca sedikiat, kami rasa buku ini lumayan cocok buat anak-anakku yang hobinya jahit-menjahit .Aku rasa buku ini memang pas banget deh… buat diparktekin sama anak-anak, selain bahan-bahannya mudah didapat dan kelihatannya hargnya juga lumayan terjangkau
Secara umum, kecerdasan bahasa menggambarkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekpresikan gagasan. Anak yang mempunyai kecerdasan bahasa biasanya senang dengan membaca, menulis karangan, membuat puisi, membuat kata-kata mutiara, dan sebagainya.Mereka biasanya mempunyai daya ingat yang kuat terhadap istilah-istilah baru maupun hal-hal yang sifatnya detail. Selain itu mereka juga cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi.
Tag Technorati: {grup-tag}Motivation,education,pendidikan,homeschooling,psikologi,Hellen Keller,guru
Seorang gadis kecil tak bisa melihat maupun mendengar . Baginya dunia begitu sunyi dan tanpa warna. Kedua indra yang sangat penting bagi kehidupan itu lenyap di usia balitanya oleh sebuah penyakit. Walaupun mulutnya mampu mengeluarkan suara tapi ia tak mampu bicara . Isyarat yang ia gunakan seringkali tak memadai, sehingga orang sekitar sulit memahami keinginannya. Kegagalan mengkomunikasikan keinginannya sering kali ledakan kemarahan dan amukan.
Orang tuanya sangat sedih karena mereka tak dapat berbuat apa-apa karena rumah merekapun jauh dari sekolah tunna rungu dan tunanetra.
Menurut Howard Gardner, ada delapan macam kecerdasan yang biasa disebut Multiple Intellegence, atau kecerdasan Majemuk. Berikut ini penjelasan tentang kedelapan jenis kecerdasan tersebut
Kecerdasan Linguistik
Adalah kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi ( bunyi bahasa ) semantik ( makna bahasa ) dimensi pragmatik ( penggunaan praktis bahasa ). Penggunaan bahasa mencakup aspek retorika ( penggunaan bahasa untuk mempengaruhi orang lain untuk melakukan tindakan tertentu ), Mnemonik ( penggunaaan bahasa untuk mengingat informasi ), eksplanasi ( penggunaan bahasa untuk member informasi ), dan metabahasa ( penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri ).
Sesuai motto Homeschooling, belajar apa aja, dimana aja, dan kapan aja, hari ini anak-anakku iseng iseng buka laptop. Walaupun nggak pernah sepi dari yang namanya rebutan , bertengkar ,berantem, tapi kali ini mereka keliatan kompak dan akur. Bahkan sesekali terdengar gelak tawa mereka bertiga. Aku penasaran juga, neh anak-anak lagi pada ngapain, keliatannya asik banget. Kirain lagi main game lucu, nggak tahunya lagi buka-buka foto di laptop. Tapi ada yang aneh dengan foto-foto keluarga kami..Ternyata dan di modif pake Photo Scape..
Alhasil, wajah abi yang tadinya mirip Baim Wong di sulap jadi Arie Untung..Nggak percaya..??? Neh dia gambarnya..
Suatu hari , karena ribut di dalam kelas, murid-murid sebuah sekolah mendapat hukuman dari guru. Agar hukuman itu mendidik, sang guru menugaskan kepada muridnya untuk menjumlahkan angka dari 1 sampai 100. Ketika murid-murid lain sedang sibuk menghitung, tidak sampai satu menit seorang anak berjalan kearah guru dan menyerahkan hasil hitungannya.
Ternyata jawaban anak itu benar, yaitu ; 5050. Tentu saja sang guru heran, lalu bertanya bagaimana ia bisa menjumlah dengan secepat itu. Anak itu menjawab,” Mudah saja, 1 ditambah 100 sama dengan 101, 2 ditambah 99 sama dengan 101, 3 ditambah 98 samadengan 101. Ada 50 pasangan angka yang seperti itu. Saya kalikan 101 dengan 50, maka hasilnya 5050.
Anak tersebut kemudian tumbuh menjadi seorang yang sangat pandai dalam memecahkan persoalan matematika.
Ada saatnya diam merupakan kebaikan. kita berdiam diri karena memberi kesempatan untuk berfikir dan menyadari kekeliruannya.Kita diam bukan kaena tidak bertindak, tetapi justru diam itulah tindakan yang kita ambil agar anak dapat mengembangkan diriya.Tetapi ada kalanya diam justru tercela.Kita menahan diri dari bicara, padahal saat itu kita seharusnya angkat bicara agar anak tidak terjatuh pada keburukan yang lebih besar.Diam pada saat seharusnya kita bicara merupakan tanda kelemahan, sebaliknya terlalu banyak meributkan anak merupakan pertanda ketidakmampuan kita menahan diri.
Langganan:
Postingan (Atom)