Terkadang kami merasa prihatin dengan remaja-remaja sekarang yang cukup pintar di sekolah, tetapi tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari. Kelihatannya memang sepele dan tidak penting. Tapi nyatanya banyak anak usia SMP bahkan mungkin SMA jaman sekarang hanya sekedar mencuci baju atau memasak makanan sederhana saja ternyata tidak bisa. Hal ini bisa saja terjadi karena sejak kecil mereka tidak dilatih untuk melakukan sesuatu tanggung jawab pekerjaan
Artikel Copas, tulisan ini sudah beberapa kali saya baca, di catatan Fesbuk teman, di blog teman, dan rasanya nggak ada bosan bosannya aku baca karena setelah baca tulisan ini jadi lebih bisa instropeksi diri, termasuk gaya yang manakah dalam pengasuhan anak-anak kita selama ini ?
Dicuplik dari tulisan Dewi Utama Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen Dikdasmen, Depdiknas, Program Director untuk Institut Pengembangan Pendidikan Karakter divisi dari Indonesia Heritage Foundation.
Tak terasa sudah satu tahun anak-anak kami tak sekolah di sekolah formal. Selama kurun waktu tersebut terkadang kami begitu bersemangat, dalam menjalani proses home education kami, namun ada kalanya kami merasa ragu-ragu dan tidak bersemangat . Sejak awal kami memutuskan untuk mengHSkan anak-anak kami hingga sekarang ada beberapa hal yang pernah membuat kami ( khususnya aku, sebagai ibunya ) merasa begitu down dan kurang bersemangat dan boleh dikatakan inilah tantangan dan hambatan dalam proses Home Education kami :
22 Apr 2012
Aktifitasku,
CURHAT
0
komentar
Nabila, Antara Ngeblogg, Chery Bellle dan Realita Musik Anak Indonesia
Seperti sudah diketahui bahwa salah satu dari jenis kecerdasan menurut teori Multiple Intellegensia adalah kecerdasan bahasa ( linguistik ) yaitu
kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata baik secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekpresikan gagasan. Salah satu stimulus agar anak memiliki kecedasan Bahasa adalah dengan meminta anak untuk menceritakan pengalamannya baik secara langsung maupun mengungkapkan dalam bentuk tulisan misalnya buku harian.
Setelah itu membuat anak-anak kami benar-benar nyaman dan senang menjalani proses pebelajaran di rumah.( keluarga ) . Dan alhamdulillah anak-anak kami sangat menikmati proses pendidikan berbasis keluarga ini. Karena tahun pertama adalah tahap peralihan dari sekolah formal ke nonformal homeschooling jadi untuk tahun ini kami juga tidak membuat jadwal kegiatan yang terstruktur untuk anak kami.
Langganan:
Postingan (Atom)