31 Mei 2011

Ungkapan Positif

Picture0001
“Terima kasih sudah hadir di keluarga kami. Kami sangat berbahagia, Adek adalah bayi yang sangat cocok untuk ibu,”ujar ibu sambil mendekap bayinya.
“ Jika aku sakit, terus lihat bayi, sakitku jadi hilang” Ucap sang kakak pada adeknya.
Ungkapan-ungkapan di atas dinyatakan oleh keluarga yang sangat berbahagia karena kehadiran sang bayi. Kebahagiaan itu kerap diungkapkan dalam berbagai ekspresi atau ungkapan positif. Mereka seolah berlomba menyatakan perasaan masing-masing pada sang bayi.
Bagi orang-orang yang jarang mengungkapkan  perasaanya mungkin ucapan-ucapan seperti itu kedengarannya berlebihan . Namun sesungguhnya banyak manfaat dari sikap seperti itu. Jika sekeluarga senantiasa menyatakan perasaan positif seperti rasa bahagia, kasih sayang, dan ungkapan syukur, maka hal ini akan mempererat ikatan emosional dan keakraban diantara anggota keluarga tersebut.
Ungkapan ini biasanya berupa verbal, yang disertai pelukan atau ciuman  yang semuanya menyatakan kasih sayang dan perhatian. Ungkapan ini membuat anak merasa dicintai dan dihargai sekaligus bisa mengatasi perasaan takut dan kekhawatiran dalam diri anak.
Anak yang dibesarkan di lingkungan seperti ini akan cenderung mampu mengungkapkan isi hati dan pikirannya. Hal ini akan membuat orang yang berkomunikasi dengan dia bisa memahami apa keinginan maupun kebutuhannya sehingga dapat memberikan respon sesuai keinginan itu. Sebaliknya anak yang tidak mampu mengungkapkan perasaannya , maka akan sulit bersosialisasi dan cenderung tidak memiliki kepercayaan diri serta pasif dalam menanggapi sesuatu.
Pada dasarnya setiap anak balita cenderung mampu menyatakan isi hatinya, baik rasa gembira , kecewa, sedih, atau rasa takut yang . Kecenderungan ini perlu mendapat dukungan secara positif. Rasa sedih, rasa takut yang biasanya diungkapkan dengan tangisan , rengekan, omelan atau pukulan itu bisa dialihkan dengan bentuk ungkapan positif.
Anak bisa dilatih dengan mengungkapkan rasa tidak senangnya dengan bahasa yang jelas sehingga limgkungan bisa memahaminya dengan lebih mudah dan konflik bisa dihindari. Jika kemampuan ini terus dibangun, maka anak akan terampil mengatasi persoalan dirinya yang berpotensi menimbulkan rasa kesedihan  maupun kemarahan.
Untuk mampu bersikap ekspresif secara positif, orang tua perlu menstimulasi sejak bayi. Insya Allah anak mampu mengekspresikan persaannya secara positif akan menjadi anak yang bahagia, sekaligus menyenangkan.( Suara Hidayatullah, Agt 2008 )
Tag Technorati: {grup-tag},,

0 komentar:

Posting Komentar

 
;